Semifinal kedua pertandingan sepak bola LagaNusantara antara Persik Kendal melawan Persiku Kudus, di Stadion Utama Kebondalem Kendal, berakhir ricuh, Minggu (21/8/2016).
Wasit yang memimpin pertandingan, Supardi dari Sukoharjo, langsung
dikejar dan didorong oleh pemain Persik, usai meniup peluit panjang
tanda pertandingan usai. Beruntung, polisi yang berada di pinggir
lapangan, langsung berhamburan ke tengah lapangan untuk mengamankan
wasit.
Namun, insiden pengejaran wasit terus berlangsung, meskipun wasit
sudah keluar lapangan. Kericuhan sendiri disebabkan karena pemain Persik
tidak terima dengan kepemimpinan wasit yang dinilai berat sebelah.
Untuk menenangkan pemain Persik Kendal, bBpati Kendal Mirna Anissa,
yang menonton pertandingan di tribun utama, terpaksa harus turun ke
lapangan.
“Pertandingan sudah berakhir. Kita harus terima dengan hasil akhir. Kita harus sportif, “ kata Mirna kepada pemain.
Setelah itu, Mirna, yang juga menjabat sebagai Ketua Persik Kendal,
mengajak semua pemain untuk menyalami suporter setia Persik Kendal.
Pertandingan semifinal kedua Lioga Nusantara di stadion Utama Kendal antara Persik Kendal dengan Persiku Kudus, sejak awal berjalan cukup keras.
Persik Kendal selaku tuan rumah yang menginginkan kemenangan minimal
3-0, sejak menit awal terus mencoba menekan lawan. Hasilnya, pada menit
ke-30, pemain Persik bernomor pUnggung 9, Komarudin, berhasil
menjebloskan bola ke gawang lawan.
Namun setelah itu, serangan pemain Persik, selalu kandas pemain
belakang Persiku Kudus. Hingga peluit berakhir dibunyikan oleh wasit,
skor tetap 1-0.
Hasil itu, tidak bisa meloloskan Persik ke final ;iga Nusantara.
Sebab pada putaran pertama di Kudus, Persik kalah 0-2 dengan tuan rumah.
“Anak-anak emosi, karena sewaktu di Kudus, kita dikerjain sama wasit. Emosi itu, masih terbaca di sini,“ kata pelatih Persik Kudus, Ahmad
Yasin.
Penulis :Kontributor Kendal, Slamet Priyatin
Editor | : Sabrina Asril |
0 komentar:
Posting Komentar